Haii..yeah aku kembali lagi ke sini, menulis
di sini. Hampir 10 bulan aku mengabaikan blog ini. Aku terlalu sibuk, yeah,
katakanlah sibuk ini dan itu. Dan aku lupa untuk mengamati dan mengenal diriku
sendiri. Aku sibuk tak menentu, tak karuan, tak jelas. Oh oke, mungkin aku
sebenarnya bingung. Usia 20an boleh jadi menyenangkan tapi juga membingungkan.
Yeah, life, my friend!
![]() |
gambar diambil dari sini |
Kalian tahu, kapan aku menuliskan tulisan
ini? Oh my God, guys, saat ini pukul 7 pagi. Garis sinar matahari sedikit
memantul dari jendela kamarku. Dan dua berkas sinar yang agak lebar itu
mengintipku dan berkedip sembari melihatku dari dinding kamar. Ahh, pagi, my
friend! Sudah lama sekali aku tidak merasakan pagi. Aku jarang bisa tetap terjaga
saat pagi seperti ini. Yeah, terjaga dan mencoba menyelami diri sendiri.
Mereguk pagi ini sampai puas.
Oke, mungkin tulisan kali ini agak panjang.
Memang blog ini khusus untuk tulisan pendek berkisar 4 paragraf. Tapi, yeah,
anggap saja kali ini “Edisi Spesial”. Aku mau membeberkan apa saja yang
teringat di kepala ini. Aku akan menuliskannya tanpa pengendapan. Membiarkan
kata-kata ini menjadi ajaib saat aku membaca ulang, mungkin beberapa bulan atau
tahun kemudian, jika Tuhan masih mengizinkanku untuk ada dan membacanya.
Yeah, kalian tentu tahu (semoga kalian tahu),
aku membuat blog ini untuk menampung luberan pikiran dari otak kananku. Hmm,
memang aku tidak tahu 100%, tapi anggap saja luberan dari otak kananku, oke.
Dan mulai detik ini, blog ini akan jadi blog rahasiaku. Aku akan menghapus
informasi umum yang terkait dengan identitasku. Aku hapus contact dan mungkin
aku akan mengganti nama dan alamat blog ini, jika hal itu bisa kulakukan. Ini
blog rahasia. Oke, mungkin bukan rahasia, jika kalian mengenalku dan tahu blog
ini milikku.
Lalu mengapa harus rahasia? Haha, entahlah.
Itu yang terlintas di kepala saat ini. Bukankah hidup memang penuh rahasia,
bukan? Hmm, mungkin aku hanya ingin merasa lebih bebas saja. Tanpa beban saat
menuliskan karena (mungkin) tidak perlu menjelaskan kepada orang yang kukenal
perihal mengapa aku menuliskan hal-hal bodoh tapi keren seperti ini. Oh,
ayolah, tolong bilang ini keren, haha.
Dan selain itu, hmm, aku ingin tahu lebih
banyak tentang diriku. Aku ingin mempelajari diriku sendiri. Jadi aku
menganggap ini riset kecil-kecilanku. Aku ingin tahu seberapa
"menakjubkannya" aku saat aku hanya menunjukkan diriku apa adanya.
Tanpa pertimbangan, ini benar dan ini salah. Atau ini tidak boleh dan ini yang
sebaiknya. Atau tanpa harus takut menyakiti hati siapapun. Mau sejahat, seaneh,
se-menyedihkan apa nanti yang kutuliskan tanpa pertimbangan apa-apa, aku sudah
tak peduli lagi. Aku ingin dipahami dan diterima sebagaimana layaknya seorang
manusia. Penuh ketidaksempurnaan. Aku ingin dipahami, dimengerti. Dan yeah,
sebelum itu aku harus memahami, mengerti akan diriku sendiri. Ini agak gila,
namun aku memang harus mencari tahu dari sekarang.
So, mungkin aku akan mengoceh tak jelas,
mutar-mutar kesana sini baru keintinya, atau bisa juga aku akan terlihat gila
karena yeah, sepertinya membiarkan otakku liar tak terkendali. Haha, siapapun
yang membaca ini, dan masih meneruskan untuk membaca, tolong bersikap maklum.
Jangan protes! :D
Baiklah, aku tidak tahu bagaimana harus
memulainya atau topik apa yang menarik untuk dibahas saat ini. Hmm, akan aku
biarkan saja mengalir. Kita lihat nanti apakah membentuk suatu garis yang lurus
atau garis bergelombang, mencong sana sini.
Oke, aku akan cerita mengapa aku bisa tetap
sadar dan tidak tidur di waktu pagi ini. Kalian tahu, sampai-sampai Ibuku
menegur dan bertanya kenapa aku tumben bangun pagi, haha. Oh ya, aku sebenarnya
cukup berjuang untuk tetap terjaga hingga saat ini. Aku sudah terjaga sejak
waktu sahur tadi. Yeah, ini bulan Ramadan dan aku beragama Islam.
Aku baru menyelesaikan membaca sebuah novel
berjudul Gone. Ini novel trilogy, dan Gone adalah seri terakhir dari trilogi
tersebut. Aku mulai membacanya semalam tadi sebelum tidur. Dan pagi ini aku
menamatkannya. Novelnya pendek dan ringan, hanya 200an halaman. Makanya bisa
kutamatkan segera. Ceritanya lebih serius dari dua seri sebelumnya. Aku sempat
nangis, lho! Sedih dan tersentuh. Novel yang bagus. Bukan karena berhasil
membuatku nangis, hanya memang karena ceritanya menarik dan unik.
Oke, balik lagi ke pertanyaan sebelumnya, aku
tetap terjaga dengan bantuan novel tersebut. Namun selain itu, aku juga bisa
terjaga karena aku memutuskan untuk tetap terjaga. Jujur, aku sebenarnya sulit
membuat sebuah keputusan. Kadang aku ini pengecut. Aku takut dengan konsekuensi
dari pilihan tersebut dan aku malas bertanggung jawab. Yeah, bukan sifat yang
bagus. Namun aku akan berdamai dengan hal itu.
Hey, siapa sih manusia yang sempurna. Semua
pasti punya sifat jelekkan? Aku kadang sebal dengan orang-orang yang sulit
untuk memaklumi hal itu. Apalagi kalau sampai menghakimi, men-judge,
meremehkan, lalu menjauhi. Memang kita punya keterbatasan dalam bertoleransi,
tapi, ayolah, jika sifat jeleknya tidak mengganggu hidupmu, mengacaukan
hidupmu, atau membunuh hidupmu, yeah sudah. Cukup kasih pengertian dengan
lembut. Dan jangan menghakimi. Cukup!
Masih terkait dengan pagi ini, hmm, semalam
aku susah tidur. Yeah, seperti biasa, aku memang sulit tidur. Namun malam tadi
aku juga menangis sesunggukan. Ada hantu di masa lalu yang masih mengejar dan
mencoba mencekikku. Hantu yang membuatku terus mencari hal itu: kedamaian dan
rasa aman. Dan aku tetap sulit tertidur walau aku tahu besok harus bangun untuk
sahur. Berbagai pikiran buruk menyerangku, dan mencakar otakku. Kalian tahu
rasanya, menyakitkan. Aku gak tahu harus membicarakan ini dengan siapa.
Maksudku entahlah apa aku perlu membicarakannya dengan manusia lainnya kalau
ada manusia lainnya yang menyakiti perasaanku. Yeah, aku agak skeptis err mengenai hal itu.
Lalu hal ajaib terjadi malam tadi. Saat aku
sudah berhenti menangis sedih dan mulai tenang dan mencoba tidur namun gagal
karena kegelisahan itu datang lagi. Yeah, ini mungkin ganjil. Terserah mau
percaya atau tidak, namun aku mendengarnya. Aku yakin mendengarnya dan aku
yakin aku sadar sesadarnya. Ada suara dibenakku. Entah suara laki-laki atau
perempuan, aku gak tak tahu. Suara itu lembut, tegas, dan baik. Yeah, suara
yang baik. Suara itu bilang: aku menyayangimu, Ki.
Suara itu tulus. Aku bisa merasakannya.
Airmataku merebak. Aku menangis lagi. Namun bukan tangisan sedih seperti
sebelumnya. Ini tangisan kehangatan. Ada rasa damai dan tenang yang terselip.
Aku tak mau berpikir macam-macam. Mungkin itu suara dari diriku sendiri. Suara
dariku dan untuk diriku sendiri. Aku tidak merasa sendiri. Dan saat itu aku
tahu, aku mampu melawan hantu masa lalu tersebut. Aku merasa disayangi hingga
ke dasar hati terdalam. Seperti angin disaat kepanasan. Atau seperti rasa
teduh, naungan di bawah panas matahari. Seperti pagi dengan harapan yang
dibawanya. Alhamdulillah. :)
Dan yeah, aku berhasil meneruskan semangat
itu hingga pagi ini. Ah, ingin rasanya waktu ini tetap pagi seperti ini. Ingin
rasanya harapan dan rasa positif ini terus berdenyar. Yeah, jika saja kubisa
menghentikan waktu. Menghirup pagi dengan rakus.
Guys, aku harus berhenti menulis sekarang.
Ada hal lain yang mau aku kerjakan. Kita lihat cerita apa yang dibawa oleh hari
esok, pagi yang lainnya. Dan kita lihat perubahan apa yang mungkin terjadi
dengan blog ini. Mudah-mudahan bisa kutemukan ceritanya. Mudah-mudahan Allah
mengijinkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar